Keberhasilan Chery mengekspor 1 juta unit TIGGO Cross bukan sekadar pencapaian angka, tetapi bukti transformasi strategi global mereka. Dengan pendekatan manufaktur fleksibel, integrasi kecerdasan buatan (AI), dan adaptasi produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar lokal, Chery membuktikan bahwa inovasi adalah kunci menembus industri otomotif global yang kompetitif.
Salah satu rahasia suksesnya adalah platform modular T1X, yang memungkinkan produksi varian kendaraan sesuai dengan kondisi geografis dan iklim di berbagai negara. Dari Amerika Selatan hingga Asia Tenggara, setiap unit TIGGO Cross dirancang dengan spesifikasi yang memenuhi tantangan lokal, seperti sistem pendingin mesin ekstra untuk Timur Tengah atau baterai tahan suhu rendah untuk pasar Eropa.
Di balik 1 juta ekspor ini, Chery juga memanfaatkan AI dalam manajemen rantai pasok. Saat krisis chip global, perusahaan berhasil mengalihkan pasokan semikonduktor ke sumber alternatif, memastikan produksi tetap berjalan tanpa hambatan signifikan. Selain itu, investasi besar dalam teknologi Industrial Internet of Things (IIoT) meningkatkan efisiensi produksi dan menekan tingkat cacat produk hingga 0,02%.
Kesuksesan Chery di Indonesia, termasuk penjualan 500 unit TIGGO Cross dalam sepekan di IIMS 2025, menegaskan posisi negara ini sebagai pasar strategis. Chery bahkan tengah menjajaki pengembangan battery-swapping station di Bali dan navigasi berbasis AI untuk Jakarta.
Dengan visi ekspansi global dan inovasi berkelanjutan, Chery tidak hanya menjual mobil, tetapi membangun ekosistem otomotif yang adaptif dan futuristik. TIGGO Cross adalah bukti bahwa keunggulan manufaktur, strategi rantai pasok, dan inovasi teknologi dapat menjadi senjata utama dalam persaingan industri otomotif dunia.