Suasana JIExpo Kemayoran pada Minggu (4/5) pagi justru semakin membara. Meski hari terakhir, ribuan pengunjung tetap memadati arena PERIKLINDO Electric Vehicle Show (PEVS) 2025 in Collaboration with Asiabike Jakarta (ABJ). Ada yang sibuk mencoba motor listrik di test ride, ada yang antre mengikuti kompetisi Time PitStop, sementara anak-anak tertawa riang di area Test Drive for Kids. Di balik keriuhan itu, terselip kabar menggembirakan: transaksi kendaraan listrik selama enam hari pameran menembus Rp900 miliar—sebuah rekor baru yang mengisyaratkan Indonesia siap menjawab tantangan era elektrifikasi.
“Ini bukan sekadar pameran, tapi momentum sejarah,” ujar Daswar Marpaung, Presiden Direktur Dyandra Promosindo. Angka Rp900 miliar, menurutnya, adalah bukti nyata kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan industri. Kenaikan 2,5% pengunjung dari tahun lalu menjadi 120.000 orang juga membuktikan bahwa rasa penasaran publik terhadap kendaraan ramah lingkungan kian menguat. Bahkan, sejumlah pejabat disebut turut membeli mobil listrik langsung di stan peserta—langkah simbolis yang diharapkan memicu efek domino.
Antusiasme itu tak lepas dari ragam inovasi yang dipamerkan 143 peserta, mulai dari merek global seperti BMW, Hyundai, dan Wuling hingga startup lokal seperti Maka Motors dan Alva. Tak hanya mobil listrik, deretan motor listrik, diecast bertema EV, hingga stan makanan ramah lingkungan turut memeriahkan pameran. Di sudut Hall B3, misalnya, komunitas diecast menggelar pameran mini dengan ratusan koleksi langka, sementara stan Formula-E menjadi ajang edukasi tentang teknologi balap berkelanjutan.
Rudi MF, Project Manager PEVS 2025, menambahkan bahwa kesuksesan acara ini adalah cermin keseriusan semua pihak. “Dari pejabat yang membeli kendaraan listrik hingga masyarakat yang rela antre uji coba, ini bukti komitmen bersama,” ujarnya. Ia juga menyoroti pernyataan Ketua Umum PERIKLINDO, Meoldoko, yang menjanjikan 1.000 Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPKLU) akan tersedia di seluruh Indonesia pada 2026. “Tantangan infrastruktur sedang diurai. Masyarakat tinggal memilih: ikut revolusi hijau atau tertinggal,” tegas Rudi.
Euforia pengunjung semakin terasa di hari terakhir. Sejak pagi, area EV Track Outdoor dipadati peserta Morning Run yang ingin merasakan sensasi berkendara ramah lingkungan. Sementara di dalam hall, antrean uji coba mobil listrik roda empat seperti Seres dan BYD tak pernah sepi. Bahkan stan MAB ramai dikunjungi awak media setelah mereka mengumumkan pemenang sayembara liputan—hadiahnya sebuah mobil listrik baru!
Tak hanya soal kendaraan, PEVS 2025 juga menghadirkan pengalaman unik. Di area Rusty Project, pengunjung bisa menyaksikan mobil listrik klasik yang dimodifikasi, sementara ajang Push Bike Race mengundang gelak tawa dengan balapan sepeda listrik ala slow motion. “Ini pertama kalinya saya lihat pameran yang menggabungkan edukasi dan hiburan sekaligus. Anak saya sampai tak mau pulang!” kata Andini, pengunjung asal Bekasi, sambil tersenyum.
Meski sempat dihantui isu keterbatasan SPKLU, geliat PEVS 2025 membuktikan bahwa minat masyarakat tak terbendung. Daswar Marpaung menutup acara dengan optimisme: “Tahun depan, kami akan hadirkan teknologi lebih mutakhir. Ini baru awal dari revolusi yang tak bisa dihentikan.” Pesannya jelas: Indonesia tak lagi sekadar mengejar, tapi mulai memimpin transformasi menuju masa depan yang lebih hijau.