Di Ajang ACT Expo 2025 di Anaheim, California, Honda tak sekadar memamerkan teknologi—mereka membawa bukti nyata komitmen empat dekade pada hidrogen. Setahun setelah mengguncang pameran dengan truk semi bertenaga hidrogen, raksasa otomotif asal Jepang ini kembali dengan senjata baru: modul sel bahan bakar hidrogen yang sudah diproduksi massal dan siap dipasarkan ke berbagai industri. “Hidrogen bukan lagi mimpi. Ini realitas bisnis kami sekarang,” tegas David Perzynski, Asisten Manajer Pengembangan Solusi Hidrogen Honda Amerika Serikat seperti dikutip Electrek.
Sorotan utama jatuh pada truk semi Peterbilt 579EV berbasis HFC, kolaborasi Honda dengan produsen truk ternama AS. Truk ini menggabungkan baterai 120 kWh dengan sel bahan bakar hidrogen sebagai generator pengisi daya otomatis. Hasilnya? Dengan bobot maksimal 37,2 ton, truk bisa melaju 241 km hanya dengan baterai. Namun, ketika sel bahan bakar hidrogen aktif, jarak tempuh meledak hingga 804 km—setara perjalanan Jakarta-Semarang pulang-pergi—tanpa perlu sekali pun berhenti mengisi daya. “Ini solusi ideal untuk logistik jarak jauh yang selama ini bergantung pada diesel,” tambah Perzynski.
Tak hanya berfokus pada transportasi, Honda memperlihatkan prototipe generator cadangan hidrogen berkapasitas rumah sakit. Bayangkan: saat listrik padam, sistem ini bisa menyuplai energi bersih untuk operasi darurat tanpa emisi. “Kami sedang uji coba di beberapa fasilitas kesehatan. Targetnya, tahun depan sudah bisa dipasarkan,” ujar David. Langkah ini sejalan dengan visi Honda yang melihat hidrogen sebagai tulang punggung transisi energi—tak hanya di jalan raya, tapi juga di pabrik, pelabuhan, bahkan komunitas terpencil.
Bagi yang mempertanyakan mengapa Honda begitu jatuh cinta pada hidrogen, jawabannya terangkum dalam sejarah panjang mereka. Sejak 1986, perusahaan ini sudah meneliti sel bahan bakar hidrogen. Pada 1999, mereka meluncurkan FCX, mobil konsep hidrogen pertama yang memukau dunia. Kini, di tangan konsumen sudah ada CR-V HFC Hybrid—mobil hybrid pertama di dunia yang bisa diisi listrik di rumah (jarak 47 km) atau hidrogen di SPBU (jarak 388 km).
Dengan modul hidrogen yang kini diproduksi massal, Honda membidik pasar yang lebih luas. Bayangkan armada kapal kargo bertenaga hidrogen yang bersih, pabrik yang menggunakan hidrogen sebagai sumber energi utama, atau bahkan kompleks perumahan dengan generator hidrogen mandiri. “Kami tak hanya menjual produk, tapi ekosistem energi bersih,” pungkas Perzynski. Di tengah panasnya persaingan mobil listrik baterai, Honda membuktikan: hidrogen bukan sekadar alternatif, tapi kunci menuju industri berat yang benar-benar nol emisi.