Raksasa pendingin udara asal Jepang, Daikin, secara resmi mengoperasikan pabrik AC hunian skala penuh pertamanya di Indonesia, yang berlokasi strategis di Cikarang. Investasi masif senilai Rp3,3 triliun ini bukan hanya menandai lonjakan kapasitas produksi AC hunian hingga 1,5 juta unit per tahun, tetapi juga membuka babak baru dalam penciptaan lapangan kerja dan pengembangan sumber daya manusia di sektor tata udara nasional.
Fasilitas megah yang berada di bawah bendera PT Daikin Industries Indonesia (DIID) ini dijadwalkan mulai memasok produk AC hunian “Made in Indonesia” ke pasar domestik pada Juli 2025 mendatang. Representative Director, Chairman of the Board, dan CEO Daikin Industries, Ltd., Masanori Togawa, menegaskan bahwa pabrik ini memegang peranan krusial dalam peta ekspansi regional Daikin di Asia.
“Indonesia adalah pilar penting dalam strategi pertumbuhan kami di Asia. Dengan hadirnya fasilitas produksi modern ini, kami akan mampu menghadirkan produk ke pasar Indonesia dengan lebih cepat dan andal,” ujar Togawa saat peresmian pabrik di Cikarang, (19/5/2025). Langkah ini sekaligus memperkokoh posisi kepemimpinan Daikin di industri pendingin udara global.
Keputusan Daikin untuk membangun pabrik berskala raksasa ini selaras dengan visi global perusahaan yang mengedepankan kehadiran yang kuat di setiap negara melalui lokalisasi operasional dan pemenuhan kebutuhan spesifik pasar lokal. Standar kualitas global Daikin dipastikan akan menjadi landasan operasional pabrik di Indonesia ini.
Lebih lanjut, Representative Director, President, dan COO Daikin Industries, Ltd., Naofumi Takenaka, menyoroti potensi besar pasar AC hunian di Indonesia seiring dengan tren pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. “Kami sangat antusias untuk menghadirkan produk ‘Made in Indonesia’ berkualitas tinggi yang dirancang sesuai dengan kebutuhan pasar ini, serta tumbuh bersama Indonesia di tahun-tahun mendatang,” ungkapnya.
Takenaka juga menekankan bahwa investasi besar ini memiliki dimensi keberlanjutan lingkungan. Pabrik ini dirancang dengan mengadopsi teknologi otomasi dan inovasi penghematan energi, termasuk sistem pemantauan konsumsi energi, sebagai wujud komitmen Daikin terhadap pembangunan berkelanjutan. Dampak positif investasi ini juga tercermin dalam penciptaan lebih dari 2.500 lapangan pekerjaan baru dan menjadi pusat pengembangan tenaga kerja Indonesia yang kompeten di bidang solusi tata udara.
Presiden Direktur PT Daikin Industries Indonesia (DIID), Khamhaeng Boonthavee, menjelaskan bahwa operasional pabrik ini mengacu pada standar dan prosedur produksi yang ketat dari Jepang, berkat kolaborasi erat dengan basis produksi utama DAIKIN di Jepang, Thailand, dan Malaysia. Penerapan Internet of Things (IoT) dan peralatan hemat energi menjadi elemen integral dalam operasional sehari-hari pabrik ini.
Pabrik dengan kapasitas produksi mencapai 1,5 juta unit per tahun ini akan memfokuskan diri pada produksi tiga model utama AC hunian, terutama unit berbasis inverter yang dikenal hemat energi. Investasi ini tidak hanya memperkuat dominasi Daikin di pasar, tetapi juga membuka peluang kemitraan yang berharga bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Melalui investasi senilai Rp3,3 triliun ini, Daikin tidak hanya meningkatkan kapasitas produksinya secara signifikan, tetapi juga menegaskan komitmen jangka panjangnya terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial Indonesia, sembari turut berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan. Dengan ribuan lapangan kerja baru yang tercipta, langkah Daikin ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian lokal dan nasional.
Foto : Jurnal Kawasan