Di tengah tantangan ekonomi global dan persaingan sengit di pasar mobil mewah, Porsche AG mencatat kinerja kuartal pertama 2025 yang beragam. Pendapatan penjualan grup sedikit menurun menjadi €8,86 miliar (dari €9,01 miliar pada tahun sebelumnya), sementara laba operasi anjlok ke €0,76 miliar—hampir setengah dari capaian periode sama 2024 (€1,28 miliar). Meski return on sales turun ke 8,6%, perusahaan berhasil meningkatkan automotive net cash flow menjadi €198 juta, sinyal positif untuk likuiditas jangka pendek.
Penurunan profitabilitas ini tidak lepas dari strategi ambisius Porsche yang mengalokasikan €1,3 miliar untuk investasi masa depan. Dana tersebut difokuskan pada pengembangan portofolio produk elektrifikasi, teknologi baterai, dan penyesuaian organisasi. Langkah ini termasuk akuisisi saham mayoritas di V4Smart dan kemitraan dengan VARTA AG untuk mengamankan pasokan sel baterai berkinerja tinggi—fondasi krusial bagi kendaraan listrik sport mereka. Meski berpotensi membebani keuangan 2025, CFO Dr. Jochen Breckner menegaskan ini sebagai “investasi tegas untuk memperkuat posisi jangka panjang.”
Di sisi penjualan, Porsche menunjukkan progres signifikan dalam elektrifikasi: 39% pengiriman global kuartal ini berasal dari kendaraan ramah lingkungan, dengan 26% di antaranya mobil listrik murni (BEV). All-electric Macan menjadi bintang dengan kontribusi 14.185 unit, mendongkrak total penjualan Macan 14% YoY. Sementara itu, Panamera meroket 27%, menjadi model dengan pertumbuhan tercepat.
Secara geografis, performa regional terpolarisasi. Amerika Utara mencatatkan lonjakan 37% berkat terselesaikannya masalah impor 2024, sementara China—pasar kunci Porsche—justru terpuruk 42% akibat persaingan ketat di segmen mobil mewah listrik. Meski demikian, Porsche tetap berpegang pada strategi value over volume di China, mengutamakan profitabilitas daripada mengejar jumlah unit.
Proyeksi 2025 pun direvisi lebih hati-hati. Pendapatan penjualan dipangkas ke kisaran €37–38 miliar (dari €39–40 miliar), dengan return on sales diproyeksikan 6,5–8,5%. Penyesuaian ini mencerminkan dampak biaya khusus €1,3 miliar—termasuk penghentian ekspansi produksi baterai oleh anak usaha Cellforce—serta tekanan geopolitik seperti tarif impor AS dan perlambatan permintaan BEV mewah di China. Meski tantangan membayang, Porsche tetap optimis dengan komitmen pada strategi elektrifikasi, mempertahankan target pangsa BEV 20–22% serta fokus pada penyeimbangan pasokan-permintaan global.
Porsche sengaja menelan pil pahit di 2025—menerima tekanan keuangan jangka pendek—untuk membangun fondasi di era elektrifikasi. Dengan investasi besar di baterai, software, dan model berkinerja tinggi, mereka berupaya tetap menjadi pemain dominan di pasar mobil sport premium, sekaligus bukti bahwa transformasi industri otomotif tak mungkin diraih tanpa pengorbanan strategis.