Dua puluh lima tahun berkontribusi di Indonesia, Huawei semakin mempertegas perannya bukan hanya sebagai penyedia infrastruktur teknologi, tetapi juga katalisator transformasi digital di jantung pendidikan agama. Di momen perayaan perak ini, perusahaan meluncurkan program strategis yang menyasar 42 ribu pesantren dan 18 juta santri di seluruh Indonesia, menggabungkan donasi teknologi, pelatihan literasi digital, dan kolaborasi erat dengan pemerintah untuk menyiapkan generasi emas 2045.
“Kami percaya masa depan Indonesia ditentukan oleh SDM yang adaptif di era digital. Santri, sebagai bagian terbesar dari populasi muda, harus menjadi garda depan dalam revolusi ini,” ujar Kian Chen, Vice President Huawei Indonesia, dalam seremoni penyerahan 1.200 perangkat digital dan 2.500 paket makanan bergizi ke pesantren di 16 kota, Kamis (13/3/2025). Inisiatif ini merupakan bagian dari kampanye Huawei I Do Care, yang sejalan dengan visi pemerintah untuk menciptakan generasi sehat dan kompetitif.
Dukungan Huawei tidak berhenti di donasi. Perusahaan merancang program pelatihan cloud computing, keamanan siber, dan kecerdasan artifisial (AI) bagi 5.000 santri per tahun, dilengkapi kompetisi tech-hackathon bertaraf nasional. “Kami ajarkan santri mengembangkan aplikasi pengelolaan zakat digital hingga sistem smart farming. Ini bukan sekadar teori, tapi solusi riil untuk masalah umat,” tambah Chen. Upaya ini mendapat apresiasi dari Dr. Basnang Said, Direktur Pesantren Kemenag RI, yang mengungkap 72% pesantren masih kesulitan akses teknologi. “Kolaborasi dengan Huawei membuka pintu bagi santri di daerah terpencil untuk setara dengan kota besar,” katanya.
Sinergi dengan pemerintah menjadi kunci. Ir. Suharti, Sekjen Kemendikbudristek, menekankan pentingnya integrasi program CSR Huawei dengan Program Indonesia Pintar (PIP) yang menjangkau 20 juta siswa. “Dana PIP perlu diimbangi infrastruktur memadai. Huawei membantu memastikan bantuan pendidikan tidak mentok di biaya, tapi juga diakses lewat teknologi,” ujarnya. Di sisi lain, Wijaya Kusumawardhana dari Kemenkominfo mendorong santri menjadi content creator dakwah digital: “Mereka harus manfaatkan platform online untuk menyebarkan nilai agama sekaligus ekonomi kreatif.”
Selama seperempat abad, Huawei telah membangun 67% jaringan 4G di pesantren dan melatih 45.000 talenta digital, termasuk 1.200 santri yang kini berkarya di sektor IT. Tahun 2025, perusahaan berencana uji coba jaringan 5G di 10 pesantren percontohan untuk mendukung smart classroom. “Kami targetkan 500 ribu santri menjadi ahli teknologi atau pengusaha digital pada 2030. Ini investasi jangka panjang untuk Indonesia yang tak hanya konsumen, tapi produsen teknologi,” tegas Chen.
Dengan populasi santri mencapai 18 juta jiwa, inisiatif Huawei menjadi pondasi penting dalam mengejar visi 2045. Dari pelatihan coding hingga penguatan infrastruktur, setiap langkah dirancang agar pesantren tak lagi sekadar pusat agama, tetapi juga inkubator inovasi yang melahirkan generasi unggul — siap memimpin Indonesia di panggung digital global.